Satu Cerita dari Raja Ampat: Demi Manta

Laki-laki itu sesekali membetulkan rambut yang sebetulnya tak berniat untuk menghalangi pandangannya. Lalu sesaat kemudian ia memasang bando yang biasa dikenakan ketika mesti bekerja di tempat kering. Termasuk seperti malam ini ketika ia dijadwalkan untuk berbincang-

bincang ihwal pari manta di Raja Ampat bersama tetamu dari salah satu resor di Raja Ampat.

Urusan ngobrol dengan wisatawan bukan merupakan hal baru bagi Muhamad Izuan, begitu nama lengkap pria asal Kepulauan Riau itu. Pengalamannya bekerja untuk salah satu resor internasional di Kepulauan Maladewa telah membiasakan dirinya berinteraksi dengan pelancong dari berbagai negara.

Izuan adalah Bird’s Head Seascape (BHS) Manta Ray Science and Management Coordinator. Ia bergabung dengan Konservasi Indonesia (KI) pada awal tahun 2022. Sebelumnya, dia bergabung melalui program magang pada medio 2019, lalu sebagai konsultan untuk Conservation International (CI) Indonesia di Raja Ampat awal tahun 2021.

Muhamad Izuan adalah BHS Manta Ray Science and Management Coordinator untuk Konservasi Indonesia – tugas-tugas di lapangan mengumpulkan data dan informasi terkait pari manta merupakan salah satu pekerjaan Konservasi Indonesia di Raja Ampat

Dengan logat melayu yang cukup kental Izuan menjelaskan kepada tetamu malam itu, “Program konservasi pari manta di Raja Ampat juga menerapkan metode stereocamera untuk mengetahui ukuran pari manta. Camera trap untuk membantu proses identifikasi foto dan membantu pengamatan perilaku pari manta, penandaan satelit untuk melihat pergerakan dari pari manta, serta teknologi penandaan akustik untuk lebih memahami pola migrasi dan musimnya.”

Teknologi drone juga merupakan salah satu berkah teknologi yang kini lazim dimanfaatkan untuk memastikan keberadaan pari manta di suatu lokasi. Fungsinya untuk menghitung jumlah individu yang ada di lokasi tersebut, serta membantu dalam memperkirakan ukuran tubuh dari masing-masing individu pari manta – atau istilah kerennya ‘fotogrametri.’

Totol-totol tubuh pari manta menyerupai sidik jari bagi manusia: totol-totol tersebut diteliti untuk membedakan satu individu pari manta dengan lainnya. Per Januari 2023, sebanyak 1.762 individu pari manta di Raja Ampat telah berhasil diidentifikasi

 

Hasil dari pemanfaatan teknologi drone untuk mendukung penelitian mengenai populasi pari manta di Raja Ampat

Kerja-kerja dalam program konservasi pari manta juga bukanlah hal yang mudah. Dalam setiap kegiatan survei pari manta, rata-rata Izuan bersama-sama rekan-rekan mitra di Raja Ampat menghabiskan waktu di laut hingga delapan jam setiap harinya, dan dilakukan untuk setidak-tidaknya tiga hingga belasan hari. Keletihan fisik, cuaca buruk, dan keterbatasan infrastruktur di lapangan ‘hanyalah’ sekelumit tantangan yang lazim dihadapi.

Izuan dalam salah satu kegiatan survei populasi pari manta di Kawasan Konservasi Area III Selat Dampier di Raja Ampat

Konservasi pari manta di Raja Ampat bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi. Tugas-tugas di lapangan tadi hasilnya lalu digunakan sebagai dasar untuk, mulai dari Rencana Pengelolaan dan Zonasi (RPZ) Kawasan Konservasi di Perairan Kepulauan Raja Ampat, penyusunan code of conduct pariwisata, hingga penyusunan beragam regulasi terkait pengelolaan sumber daya alam hayati yang berkelanjutan.

 

Aturan berinteraksi dengan pari manta untuk wisata snorkeling – salah satu kebijakan pengelolaan kawasan yang didasari oleh peneltian di Raja Ampat

 

Pada awal bulan Desember 2022, mewakili KI dalam kapasitasnya sebagai anggota Pokja Manta Raja Ampat, Izuan berbicara mengenai populasi pari manta di hadapan empat belas tamu-cum-penyelam yang menginap di Papua Paradise Eco Resort. Sebagai salah satu daya tarik utama dari wisata selam di Raja Ampat, informasi yang Izuan sampaikan tentunya menyedot perhatian mereka.

Malam itu Izuan tidak sendirian, ia ditemani oleh salah satu personil dari pengelola Kawasan Konservasi di Perairan Kepulauan Raja Ampat selaku institusi pemimpin di Pokja Manta: sebuah kolektif yang terdiri dari institusi pemerintah di beragam tingkatan, entitas swasta, dan organisasi non-pemerintah, yang bertujuan untuk meningkatkan upaya-upaya perlindungan pari manta.

Muhamad Izuan sedang mempresentasikan upaya konservasi pari manta di Raja Ampat kepada wisatawan di Papua Paradise Eco Resort

Bagi Izuan, berbagi sesuatu yang demikian berharga kepada orang-orang yang, sama seperti dirinya, jauh dari kampung halaman dan belum pernah ia temui sebelumnya, namun sama- sama menaruh perhatian yang mendalam, tentu memberikan makna yang unik bagi dirinya mengenai apa yang ia bersama-sama rekan kerjanya lakukan di Raja Ampat.

Meninggalkan kampung halaman tentunya bukan perkara mudah bagi Izuan, namun sang istri mahfum dan, “Mendukung penuh pekerjaan yang saya pilih karena ia tahu bahwa saya bekerja sesuai dengan passion,” begitu akunya. Meskipun perkembangan teknologi tentunya sangat membantu, namun berjauhan dari kedua anak perempuannya di Bintan untuk bekerja di Raja Ampat tetap terkadang merayapi.

“Tekad saya bulat karena kecintaan saya akan pari manta dan mentor-mentor yang hebat di Konservasi Indonesia yang mendukung saya dalam bekerja,” demikian jawabnya ketika ditanya mengenai pilihan karir yang membuat dirinya haqul yakin untuk bekerja di kabupaten kepulauan seperti Raja Ampat – satu dari sedikit kesamaan dibandingkan dengan kampung halamannya di Lebuh, Bintan.

Izuan, yang juga adalah seorang Divemaster, dalam salah satu sesi penyelaman bersama rekan- rekan KI dan BLUD UPTD Pengelolaan KK di Perairan Kepulauan Raja Ampat

Keyakinannya tentu tidak berasal dari ruang hampa. Izuan dibesarkan dari keluarga besar nelayan di Kepulauan Riau yang kesehariannya mencari ikan untuk dijual dan dimakan. “Kecintaan saya akan kehidupan bawah laut telah tumbuh sejak saya kecil.” Kecintaan yang terus ia bawa ketika kuliah di fakultas kelautan dan perikanan, yang kini telah membawanya ke Raja Ampat.

Mengenal Manta