Ketua Pembina
Setelah mendapat gelar Master of Science dan gelar Doktor dari University of New Mexico, USA, serta pre dan post-doctor dari Columbia University di New York, Prof. Jatna mengawali karir sebagai dosen senior di Departemen Biologi Universitas Indonesia. Sepanjang karirnya, Prof. Jatna telah memimpin sejumlah organisasi antara lain Research Center for Climate Change (RCCC) Universitas Indonesia, Direktur Eksekutif/Vice President Conservation International Indonesia (1994-2011), Presiden South East Asia Primatologist Association (2006), Ketua IUCN-SSC PSG Asia Tenggara (2007), dan menjadi anggota aktif beberapa organisasi internasional seperti IUCN, International Primatological Society, dan sebagainya. Tahun 2011, beliau diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Prof. Jatna menjalankan sejumlah penugasan untuk inisiatif tingkat nasional oleh Pemerintah Indonesia dan juga menjabat sebagai Pengawas dan Pembina untuk sejumlah lembaga non-profit bidang lingkungan. Beliau telah menerima sejumlah penghargaan bergengsi tingkat internasional untuk dedikasinya bagi konservasi dan lingkungan, serta kontribusinya dalam bidang penelitian di Indonesia, diantaranya Golden Ark Award (1999), Habibie Award (2008), Terry MacManus Award (2010), Achmad Bakrie Awards (2011) dan Lifetime Achievement from Conservation International (2017). Beliau telah membuat lebih dari 20 buku mengenai lingkungan dan konservasi, serta lebih dari 150 paper bereputasi internasional.
Pembina
dr. Tan merupakan Executive Chairman dari Giti Tire Company Limited, produsen berbagai macam ban yang dijual di lebih dari 100 negara di seluruh dunia; Wakil Presiden Komisaris PT Gajah Tunggal Tbk., perusahaan asosiasi Giti Tire dan produsen ban terbesar di Indonesia; serta Chairman Gtech Digital. Beliau merupakan anggota Board of Governors the Asian School of Business, sebuah kolaborasi antara Bank Negara Malaysia dan MIT Sloan serta anggota dewan National University of Singapore Centre for Nature-Based Climate Solutions. Beliau juga menjabat di MIT Sloan Asia Executive Board. Dr. Tan lulus sebagai dokter medis dari University of Sydney dan memperoleh gelar MBA dari Massachusetts Institute of Technology sebagai Sloan Fellow. Beliau mendapat sertifikasi oleh Dewan Medis Australia dan Dewan Medis Hong Kong.
Pembina
Richard memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman global dalam bidang konservasi dan sains konservasi. Ia memainkan peran kepemimpinan penting dalam beberapa kesepakatan konservasi besar, termasuk Great Bear Rainforest tahun 2009 dengan Coastal First Nations in Canada yang mencakup 21 juta ha, serta 500 juta USD Montana Legacy Project. Richard menerima gelar Ph.D dalam bidang neurosains dari California Institute of Technology pada tahun 1998 dan terus melakukan kajian terkait konservasi.
Pembina
Daniela telah berkarir selama lebih dari dua dekade dalam dalam dunia konservasi, pengelolaan sumber daya alam, dan pembangunan berkelanjutan. Ia mendapat gelar Ph.D dan Master of Science di bidang sumber daya alam dari Cornell University, dengan Bachelor of Arts dalam bidang Biology dari New York University. Kiprahnya dalam dunia konservasi secara global antara lain membangun inisiatif Gaborone Declaration for Sustainability di Afrika yang memberikan sebuah model baru bagi pembangunan berkelanjutan di benua tersebut.
Ketua Pengawas
Debby Ferdiany berpengalaman lebih dari 18 tahun untuk memimpin manajemen operasional organisasi termasuk keuangan, sumber daya manusia, administrasi, legal, IT, dan hibah. Ia telah bekerja di beberapa lembaga non-profit yang fokus di bidang lingkungan, kemanusiaan, serta beberapa NGO lainnya. Ia menerima gelar sarjana dari Universitas Indonesia dan master dalam manajemen keuangan Universitas Trisakti.
Senior Vice President & Executive Chair
Meizani Irmadhiany berpengalaman lebih dari 18 tahun dalam pengelolaan lahan secara berkelanjutan, pertanian/perkebunan, energi terbarukan, tenaga kerja, dan bantuan bencana. Sebelumnya, ia bekerja di sektor swasta untuk komoditas karet yang berkelanjutan dan berperan penting dalam membangun bisnis produksi karet alam yang berkelanjutan pada lanskap yang sangat kompleks. Ia menjabat sebagai Dewan Direksi dan mengembangkan instrumen keuangan perusahaan tingkat tinggi, termasuk penerbitan Obligasi Berkelanjutan perusahaan yang pertama di Asia pada tahun 2018, sambil mengembangkan skema hibah publik untuk mendukung beberapa program lingkungan dan sosial. Meizani meraih gelar sarjana dalam studi global dan ilmu politik dari University of Minnesota dan merupakan fellow program United in Diversity/MIT Sloan IDEAS program pada tahun 2011-2012.
Vice President Program
Fitri Hasibuan berpengalaman lebih dari 18 tahun di bidang lingkungan. Sebelum bergabung dengan Konservasi Indonesia, ia mengelola berbagai proyek di Conservation International sejak tahun 2013 setelah menyelesaikan studi Master pada bidang manajemen lingkungan, di University of Queensland, Australia. Selama di Conservation International, ia berpengalaman mengelola proyek Sustainable Landscape Partnerships (SLP) dengan portofolio sebesar USD 20 juta untuk lima tahun serta inisiatif Conservation Stewardship Global. Ia juga mengelola portfolio program di Asia Pasifik termasuk India, Fiji, Kamboja, dan Indonesia. Sebelumnya, Fitri bekerja di beberapa LSM dan organisasi kemanusiaan yang fokus pada proyek pertanian berkelanjutan, pengembangan masyarakat, dan perubahan iklim.
Human Resources Director
Riza berkecimpung sebagai praktisi sumber daya manusia dan manajemen umum selama 20 tahun baik di sektor profit dan non-profit seperti diantaranya Toyota Motor Corporation, Tempo Intimedia Tbk., Tifa Foundation – Open Society Foundation, dan International Committee of the Red Cross. Sepanjang karirnya, ia terlibat dan bertanggung jawab untuk memimpin dan mengelola unit Sumber Daya Manusia, mulai dari merancang pendirian organisasi, menerapkan kebijakan dan manajemen strategi, mengembangkan bakat dan melakukan transformasi sumber daya manusia, serta berpengalaman mengelola operasional organisasi nirlaba, pengelolaan keuangan, program dan proyek serta kegiatan penggalangan dana. Ia merupakan lulusan Magister Hukum Bisnis Fakultas Hukum dan program Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Ia telah mengikuti program sertifikasi profesi Sumber Daya Manusia di berbagai instusi diantaranya National University of Singapore dan Asian Institute of Management.
Sunda Banda Program Director
Rudyanto berpengalaman lebih dari 30 tahun dalam pelestarian alam yang bidangnya meliputi kehutanan, ekosistem esensial dan kelautan bersama lembaga internasional termasuk Wetlands International – Indonesia Programme, BirdLife International – Asia Division, The Nature Conservancy, RARE dan GIZ, serta beberapa proyek di bawah USAID. Dia memperoleh gelar S1 di Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat dengan bidang ekologi hewan dan studi S2 di Graduate Research Center of Environment Development and Policy, University of Sussex UK dengan beasiswa dari The British Chevening Award.
Papua Program Director
Pak Robert berasal dari Jayapura, Papua, dan selama 29 tahun ia membangun karirnya bekerja sama dengan pemerintah dalam bidang konservasi di berbagai wilayah di Papua. Selama beberapa tahun terakhir, Robert fokus pada kebijakan lingkungan, pengelolaan hutan, pengembangan mata pencaharian, tata ruang dan rencana pembangunan. Ia bekerja dengan berbagai organisasi dari perusahaan swasta, LSM lokal dan organisasi internasional seperti USAID, WWF, UNDP, Asia Foundation, dan lain-lain. Pak Robert mengambil studi pengelolaan sumber daya perikanan, ekonomi, dan pembangunan.
Papua Conservation Strategy Director
Meity berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam program konservasi kelautan berskala besar di Indonesia. Dedikasinya dalam upaya konservasi mendapatkan sejumlah penghargaan internasional seperti Seacology Prize untuk konservasi penduduk pulau adat (2002), Ashoka Fellowship untuk pengelolaan kolaboratif yang inovatif (2005), Pew Fellowship dalam Konservasi Laut (2013) dan fellow program United in Diversity untuk IDEAS program (2015). Saat ini ia fokus membantu pemerintah Papua Barat untuk mencapai visi mewujudkan Provinsi Pembangunan Berkelanjutan dengan memperkuat upaya konservasi kelautan dan daratan. Ia juga duduk sebagai anggota dewan tata kelola Blue Abadi Fund untuk pendanaan berkelanjutan bagi upaya pelestarian lingkungan di Papua Barat. Sebelumnya, ia berpengalaman mengelola serangkaian proyek yang didanai USAID untuk pengelolaan Taman Nasional Laut Bunaken, termasuk mengembangkan Dewan Pengelolaan Taman Nasional. Meity mendapat gelar di bidang Ilmu Kelautan dari Universitas Sam Ratulangi.
Transboundary Oceans Senior Advisor
Ketut Putra berpengalaman lebih dari 25 tahun di bidang konservasi alam. Keahliannya antara lain dukungan dalam penguatan kebijakan terkait upaya konservasi kelautan, spesies terancam punah, pembangunan berkelanjutan, strategi pendanaan berkelanjutan, dan berbagai inisiatif dengan pemangku kepentingan utama di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Ketut bergabung dengan CI Indonesia pada tahun 2004 dan berkontribusi membangun sejumlah inisiatif konservasi, termasuk pendekatan ridge to reef untuk konservasi dan pembangunan berkelanjutan, Sustainable Landscapes Partnerships (SLP) di Sumatera Utara, Bentang Laut Kepala Burung (Birdhead Seascape) di Papua Barat yang menjadi model global untuk konservasi perairan berbasis masyarakat; serta berbagai mekanisme pendanaan konservasi berkelanjutan, termasuk Blue Abadi Fund untuk Papua Barat.
Sejak tahun 2022, beliau memimpin inisiatif Transboundary Nature Peace Park, bekerja sama dengan Conservation International yang bertujuan meningkatkan pengelolaan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia dan Timor-Leste.
Senior Ocean Program Advisor
Victor Nikijuluw berpengalaman di dunia konservasi perairan selama lebih dari 30 tahun sejak awal karirnya sebagai Kepala Bidang Perencanaan Program di Balai Penelitian Perikanan Laut, Departemen Pertanian. Victor berkarir di Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) sejak berdirinya pada tahun 1999 hingga 2013. Ia pernah menduduki sejumlah jabatan strategis antara lain sebagai Direktur Pemberdayaan Sosial Ekonomi Nelayan, Direktur Investasi dan Permodalan, Kepala Pusat Penelitian Perikanan Tangkap, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan di KKP, dan Sekretaris Eksekutif Coral Triangle Initiatives (CTI). Penerima gelar Ph.D dari University of the Philippines at Los Banos (UPLB) ini juga aktif dalam pendidikan dan penelitian, serta telah menerbitkan berbagai buku, artikel ilmiah dan populer tentang pengelolaan perikanan. Ia juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), Jakarta.
Ocean Program Director
Dias memiliki pengalaman selama lebih dari 20 tahun dalam desain program, advokasi, dan penelitian. Sebelum bergabung dengan Konservasi Indonesia sebagai Direktur Program Kelautan, Dias bekerja pada Australia-Indonesia Centre, sebuah konsorsium penelitian kolaboratif yang didirikan oleh kedua pemerintahan dan sebelas universitas terkemuka. Sebelumnya Dias menjadi bagian dari pimpinan program di Australia-Indonesia Partnership for Pro-Poor Policy: The Knowledge Sector Initiative. Dia juga pernah bekerja di bidang desentralisasi dan pemerintahan daerah untuk Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia. Dia memiliki gelar sarjana perencanaan wilayah dan kota dari Institut Teknologi Bandung, gelar Master of Arts dalam Studi Pembangunan, dengan spesialisasi Kebijakan Publik dari Institute of Social Studies di Belanda dan gelar doktor dalam Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan dari Institut Pertanian Bogor.
Policy Senior Director
Adi adalah tokoh advokasi dengan fokus pada pembangunan yang setara dan berkelanjutan, dengan pengalaman lebih dari 12 tahun dalam analisis kebijakan dan manajemen program di sektor swasta, nirlaba, dan publik. Adi adalah Senior Policy Durector di Konservasi Indonesia, mitra utama Conservation International di Indonesia, tempatnya memimpin keterlibatan kebijakan mengenai iklim, keanekaragaman hayati, dan kelautan di Indonesia dan wilayah Asia Pasifik. Sebelumnya, beliau bekerja di WRI Indonesia sebagai Manajer Senior untuk Lanskap dan Kota Berkelanjutan, mendukung pemerintah, kota, perusahaan, penduduk asli, dan komunitas lokal mengembangkan dan menerapkan kebijakan inklusif, solusi inovatif, dan penghidupan berkelanjutan. Sebelumnya, beliau sempat bekerja di Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan untuk mengawasi dan mendukung program prioritas nasional, termasuk REDD+, pembangunan kapasitas rendah emisi, pemerintahan terbuka, dan kebijakan pendidikan. Adi adalah lulusan S2 kebijakan publik dari Duke University, sebagai salah satu penerima Global Social Innovation Fellows dan mendapat sertifikasi Pembangunan Internasional di India. Beliau juga bagian dari Obama Foundation’s Asia Pacific Emerging Leaders dan British Council’s Future Leaders Connect.
Focal Species Conservation Senior Manager
Marine Ecology Manager
Blue Carbon Senior Manager
Fisheries and Aquaculture Program Manager
Senior Policy Manager
Senior Manager Blue Halo S
Blue Halo S Engagement Specialist
Sustainable Investments Manager
Coastal Adaptation & Resilience Financing Manager
IKI SOMACORE Project Lead
IKI SOMACORE Project Manager
Fisheries Management Science Specialist
TeKSI Program Lead
Sundaland Landscape Manager
Senior North Sumatra Field Program Manager
Sumatra Policy Manager
Coalition Sustainable Livelihoods Lead
Coalition for Sustainable Livelihoods (CSL) Program Manager
Conservation Planning Manager
Senior Papua Program Manager
Raja Ampat Program Manager
West Papua Conservation Financing Manager
Kaimana Program Manager
Manokwari Program Manager
South Sorong Program Manager
Partnership and Development Manager
Communication Manager
Strategic Communication Manager
Senior Finance & Accounting Manager
Information Technology Manager
Administration Manager
Gedung Graha Inti Fauzi Lt. 9
Jl. Buncit Raya No.22
Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
Indonesia, 12510