Pulang untuk Laut: Pemuda Teluk Saleh Menjaga Hiu Paus

Oleh: Ni Putu Ary Pratiwi

Langit sore di Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat, berpendar jingga ketika Isnardi Hidayat duduk santai di sebuah berugak kayu menghadap pantai. Sesekali ia menyapa warga yang melintas. Pemuda yang akrab disapa Ardi itu kini kembali ke desanya, Labuan Jambu, setelah bertahun-tahun merantau. Baginya, laut bukan sekadar latar hidup, melainkan panggilan yang tak pernah berhenti memanggil pulang.

Ardi adalah salah satu anggota Komunitas Anak muda berWawasan pengelolaan sumberdaya perairAN di Teluk Saleh, atau yang lebih dikenal dengan KAWAN Teluk Saleh. Komunitas ini lahir dari kegelisahan anak-anak muda Labuan Jambu untuk menjaga warisan ekosistem mereka, terutama hiu paus (Rhincodon typus), sang raksasa jinak yang menjadi ikon perairan Teluk Saleh.

Sejak kecil Ardi sudah akrab dengan laut, meski selepas SMA ia bekerja di tempat pengepulan ikan. Rutinitas menyortir ikan untuk ekspor tak pernah sepenuhnya memadamkan mimpinya menjadi seperti para peneliti yang ia tonton di kanal National Geographic.

Ardi mulai menjalani mimpinya pada 2017, ketika ia bergabung dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan bersentuhan langsung dengan peneliti dari Conservation International. Saat itu untuk pertama kali ia benar-benar belajar tentang ekosistem laut dan keberadaan hiu paus.

Namun, pada 2019 hidup membuatnya harus memilih merantau ke Kalimantan, mencari pengalaman baru. Lepas dari laut selama lima tahun, ternyata belum juga membuatnya kerasan. “Bangun pagi tidak ada suara kapal nelayan, tidak ada debur ombak,” kenangnya. Kerinduan itu akhirnya membuatnya pulang.

Kepulangan Ardi disambut hangat oleh Chen, sahabat masa kecilnya yang kini menjadi ketua KAWAN. Chen sendiri mengenal hiu paus sejak usia 12 tahun, saat pertama kali melihat raksasa laut itu dari atas sampan kecil. Sekarang, ia sudah menjadi operator wisata hiu paus dan yakin bahwa keberadaan spesies ini membawa berkah bagi ekonomi masyarakat. Di tangan Chen dan kawan-kawan muda lainnya, KAWAN Teluk Saleh itu berkembang menjadi wadah yang tak hanya mengedukasi, tetapi juga menggerakkan partisipasi masyarakat.

Ardi akhirnya menemukan tempatnya dalam pelestarian hiu paus. Dia bertanggung jawab untuk divisi edukasi masyarakat dan pengelolaan sampah. Dengan caranya yang ringan, ia mengaku sering menyisipkan pesan tentang laut di warung kopi, di dermaga, atau di Pusat Edukasi Hiu Paus.

“Kalau bapak-bapak kumpul, saya nyempil aja. Obrolan ringan, tapi pesannya ngena,” ujarnya sambil tersenyum. Ia menyadari dirinya tak cocok mengajar di kelas seperti ibunya yang guru SD. Ia lebih nyaman bercerita bebas di lapangan, membuat orang merasa dekat dengan isu konservasi.

Upaya mereka tidak berjalan sendiri. Pada 7 Januari 2025 lalu, KAWAN dikukuhkan melalui Surat Keputusan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, sebagai sebuah inisiatif yang memiliki payung hukum resmi. Kini, selain tujuh pengurus inti, KAWAN juga merekrut anggota dari berbagai daerah di NTB.

Sejak beberapa tahun ke belakang, masyarakat Teluk Saleh, sudah menganggap hiu paus bukan hanya simbol kebanggaan, tetapi juga sumber penghidupan. Kehadirannya membuka lapangan kerja baru bagi nelayan, jasa transportasi, pariwisata, hingga videografer muda. Mereka pun sadar semua itu hanya bisa terus ada jika ekosistem tetap terjaga. Di titik inilah peran KAWAN terasa penting. Mereka harus memastikan keseimbangan antara ekologi dan ekonomi.

Ardi, kini menjadi salah satu kaum muda yang merasakan manfaat dari keterlibatannya. Ia lebih percaya diri berbicara di depan umum, bahkan semakin fasih berbahasa Inggris untuk berinteraksi dengan turis.

Baginya, bercerita adalah cara terbaik untuk menjaga laut. Kini setiap kali berdiri di hadapan anak-anak sekolah yang berkunjung ke Pusat Edukasi Hiu Paus, atau saat menjelaskan pentingnya wisata berkelanjutan kepada wisatawan, ia kian bangga bahwa keputusan pulang adalah langkah terbaik dalam hidupnya. “Dulu saya pikir mimpi harus dikejar jauh. Ternyata, kadang mimpi justru menunggu kita pulang,” ujarnya.