Modul Blue Halo S 501: Terobosan Baru untuk Pendidikan Ekonomi Biru dan Pelestarian Laut Indonesia

Padang, 28 Juli 2025 – Sebagai bentuk nyata dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan menghadapi tantangan perubahan iklim, degradasi ekosistem laut, serta ketahanan pangan nasional, Konservasi Indonesia (KI) dan Universitas Bung Hatta (UBH) secara resmi meluncurkan Modul Blue Halo S 501. Modul tersebut merupakan sebuah perangkat pembelajaran inovatif yang mengintegrasikan pendekatan Protection and Production (PnP) dalam pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan.

Peluncuran modul ini merupakan langkah penting dalam transformasi kurikulum pendidikan tinggi kelautan di Indonesia dan wujud nyata kemitraan strategis antara dunia akademik dan lembaga konservasi. Modul Blue Halo S akan diterapkan secara langsung dalam proses pembelajaran di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UBH dan menjadi bagian dari upaya strategis mendukung implementasi ekonomi biru di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572.

Wakil Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Pasymi, S.T., M.T., yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan modul Blue Halo S menjadi salah satu terobosan penting dalam pendidikan tinggi kelautan di Indonesia.  “Peluncuran ini menandai komitmen Universitas Bung Hatta dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki wawasan dan kepedulian terhadap keberlanjutan sumber daya laut. Modul ini memperkaya kurikulum kami dan menjawab tantangan nyata yang dihadapi sektor kelautan saat in,” ungkap Pasymi.

Senior Vice President & Executive Chair Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany, menegaskan bahwa peluncuran Modul Blue Halo S 501 merupakan bagian dari implementasi program Blue Ecosystem Adaptation Mechanism (BEAM) yang menjadikan Universitas Bung Hatta sebagai Knowledge Learning Centre (KLC) dalam jejaring Blue Halo S di Indonesia. Inisiatif ini mendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) serta mendekatkan sains, kebijakan, dan masyarakat dalam satu ekosistem pembelajaran berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa investasi terbesar dalam konservasi dan keberlanjutan adalah pada pendidikan generasi penerus. Modul Blue Halo S adalah salah satu upaya strategis kami untuk memastikan bahwa pengelolaan laut ke depan harus dipimpin oleh SDM yang mumpuni, memiliki kepekaan ekologis dan etika profesi dalam mengelola sumber daya kelautan secara berkeadilan. Kami berharap modul ini dapat direplikasi di perguruan tinggi lain dan memperkuat jejaring pengelolaan laut secara kolaboratif dan berkelanjutan,” ujar Meizani.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tekanan serius terhadap ekosistem lautnya, dari eksploitasi berlebihan, konversi habitat, hingga dampak perubahan iklim yang kian terasa. “Pendekatan Protection and Production yang diusung dalam modul ini menjadi jawaban atas kebutuhan mendesak untuk menyeimbangkan perlindungan ekosistem dan keberlanjutan produksi perikanan yang menopang jutaan mata pencaharian masyarakat pesisir,” imbuh Meizani.

Modul Blue Halo S 501 terdiri dari tujuh bab strategis yang mencakup pendekatan ekosistem dalam perikanan, konservasi spesies fokal, ekosistem karbon biru, praktik budi daya berkelanjutan, hingga pembiayaan konservasi laut. Materi disusun oleh akademisi dan praktisi dari UBH dan KI, serta dirancang kontekstual dengan tantangan WPP 572 dan wilayah pesisir Indonesia secara umum.

Adapun modul ini ditujukan untuk mahasiswa program magister, dosen, peneliti, serta pemangku kepentingan, dan diharapkan dapat menjadi referensi nasional dalam memperkuat kapasitas SDM sektor kelautan.

“Kami sangat menantikan implementasi Modul Blue Halo S dalam kurikulum perguruan tinggi dan dapat diadopsi oleh kampus-kampus lain sebagai bagian dari modul pendidikan kelautan berkelanjutan. Kami juga berharap kerja sama antara UBH dan KI terus berlanjut, dan bila memungkinkan, KI bisa hadir sebagai dosen tamu tetap agar kami bisa belajar lebih banyak dari pengalaman langsung di dunia konservasi,” ujar Alfira Malfivaq, mewakili Mahasiswa Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan UBH.

Peluncuran Modul Blue Halo S 501 diharapkan mendorong lahirnya kebijakan serupa di kampus-kampus lain di Indonesia, terutama di wilayah pesisir dan kepulauan, yang memiliki peran krusial dalam pengelolaan sumber daya kelautan nasional.

Tentang Konservasi Indonesia

Konservasi Indonesia (KI) merupakan yayasan nasional yang bertujuan mendukung pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan di Indonesia. KI percaya pentingnya kemitraan multi pihak yang bersifat lintas sektor dan yurisdiksi untuk mendukung pelestarian lingkungan di Indonesia. Bermitra dengan Pemerintah dan para mitra, KI merancang dan menghadirkan solusi inovatif berbasis-alam, serta pendekatan strategi pengelolaan bentang alam dan bentang laut yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan dampak positif dalam jangka panjang bagi masyarakat dan alam Indonesia. Informasi lebih lanjut: www.konservasi-id.org

 

Narahubung Media:

Aristya Tri Rahayu, Sundaland Communications Coordinator | +62811 6226 795 | arahayu@konservasi-id.org