LOKASI KERJA KAMI
KERJA KAMI
SUNDA BANDA
Sunda Banda adalah eko region yang kaya dengan keanekaragaman hayati dan didominasi oleh pulau-pulau kecil serta lautan yang sangat luas. Namun banyak wilayah di eko region ini yang masih belum banyak ditelusuri secara sains. Di eko region ini, KI bekerja di tujuh provinsi yaitu di Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
LOKASI KERJA DAN PENDEKATAN PROGRAM
Konservasi Indonesia, di Bali, secara umum, aktif berperan sebagai trusted advisor dalam bidang lingkungan untuk berbagai kegiatan pemerintah dari tingkat kabupaten hingga provinsi, mendampingi Desa Dukuh di Karangasem dalam mengelola Hutan Desa Dukuh seluas 455 ha secara berkelanjutan, serta membimbing komunitas anak muda Youth Conservation Initiative untuk senantiasa terlibat aktif dan meningkatkan kapasitas dalam bidang konservasi.
Di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, fokus pada pengembangan upaya pelestarian hiu paus di Teluk Saleh.Di Kabupaten Belu, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, dan Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, Konservasi Indonesia melakukan Marine Rapid Assessment Program, bersama-sama dengan Universitas Pattimura, guna mencari calon kawasan konservasi yang dapat dikembangkan di wilayah tersebut. Hasil kegiatan ini telah disosialisasikan kepada para pemangku kepentingan di Belu, Nusa Tenggara Timur dan Moa, Maluku Barat Daya.
Di Pulau Sumba, tepatnya di Kabupaten Sumba Barat, dan Pulau Morotai di Maluku Utara, implementasi dilaksanakan bermitra dengan Indonesia Locally Managed Marine Areas, dan bekerja untuk program Surf Conservation. Kolaborasi dan interaksi, dengan pemerintah dan mitra lokal, meningkatkan pengelolaan sumber daya alam, melalui pendekatan di level pemerintah desa (Desa Patiala Bawa, Harona Kalla, Waihura dan Baliloku). Adapun mitra strategis, yang terlibat, antara lain pemerintah desa, kecamatan, hingga level kabupaten dan Yayasan Satu Visi, membentuk Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan Pesisir Berbasis Masyarakat Kabupaten Sumba Barat, di bawah Surat Keputusan Bupati Nomor KEP/HK/562/2020.
Konservasi Indonesia, bersama mitra, mendampingi pemetaan partisipatif di Nusa Tenggara Timur yang dilakukan di dua desa yaitu Patiala Bawa dan Harona Kalla. Selain itu, ada kegiatan juga berupa pemetaan potensi pariwisata di dua desa (Waihura dan Baliloku), Pelatihan Community Based Tourism (CBT) Kelompok CBT Walakaka, dan proses pendampingan empat desa dalam membangun peraturan desa.
Selancar merupakan salah satu atraksi utama di daerah Morotai, Maluku Utara. Indonesia Locally Managed Marine Areas, bekerja sama dengan pemerintah desa, kecamatan, hingga level kabupaten, mitra strategis dan Konservasi Indonesia, membentuk Kelompok Kerja Program Konservasi dan Pengembangan Pariwisata yang Terintegrasi dan Berkelanjutan di bawah Surat Keputusan Bupati Nomor 556/460/KPTS/PM/20 dalam meningkatkan pengelolaan sumber daya alam, melalui pendekatan di level pemerintah desa. Proses pendampingan dilakukan untuk pemetaan partisipatif di Desa Bido, pemetaan kawasan tangkap tradisional di sepuluh desa, proses pendampingan sepuluh desa dalam menyusun peraturan desa perlindungan sumber daya alam hingga tahap peresmian dan sosialisasi, serta penyusunan peraturan desa kawasan wisata gabungan dari empat desa.
Sejak Agustus 2022, Konservasi Indonesia mendukung program pertanian rumput laut berkelanjutan di Sumba Timur, yang melibatkan tiga universitas, yaitu Universitas Mataram, Universitas Nusa Cendana dan Universitas Kristen Artha Wacana. Secara spesifik, Universitas Mataram fokus pada pencarian strain baru rumput laut untuk bibit yang lebih tahan terhadap perubahan iklim, Universitas Nusa Cendana mencari data dasar sosial ekonomi, dan Universitas Kristen Artha Wacana untuk mencari data dasar biologi rumput laut.
Awal tahun 2024, tim Konservasi Indonesia telah berhasil melakukan pemasangan satelit tag pada satu ekor hiu paus jantan di Perairan Botubarani, Provinsi Gorontalo. Ini menjadi hiu paus ketiga yang berhasil dilakukan pemasangan satelit tag. Untuk penelusuran ketiga hiu paus dapat dilihat pada portal https://my.wildlifecomputers.com/data/map/?id=65c32169fa64920e1a0da8f5
Climate Smart Shrimp (CSS) adalah sebuah inisiatif pendekatan model pendekatan yurisdiksi yang fokus pada budidaya udang sekaligus pemulihan ekosistem mangrove. Inisiatif CSS didasarkan pada filosofi infrastruktur “Hijau-Abu-abu" yang bertujuan untuk meningkatkan produksi udang (di tambak) secara berkelanjutan disertai dengan perbaikan efisiensi produksi sekaligus mengurangi risiko kegagalan akibat iklim dan penyakit. Saat ini, wilayah yang sedang menjadi pilot percontohan kami ada di Lalombi, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia.
konservasi selancar
LOKASI KEGIATAN KAMI DI SUNDA BANDA
BALI
NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)
MALUKU
MALUKU UTARA
Hubungi Kami:
Ary Pratiwi: npratiwi@konservasi-id.org