Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) 714 dan 718 merupakan dua kawasan strategis yang menyimpan potensi besar dalam sektor kelautan dan perikanan. WPP 714 mencakup Teluk Tolo dan Laut Banda, sementara WPP 718 meliputi Laut Aru, Laut Arafura, dan Laut Timor bagian Timur. Kedua wilayah ini tidak hanya kaya akan sumber daya ikan, tetapi juga memiliki ekosistem pesisir yang penting seperti mangrove, lamun, dan terumbu karang.
WPP 714 telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan kawasan konservasi, dengan luas konservasi tertinggi secara nasional. Sebaliknya, WPP 718 masih menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal minimnya kawasan konservasi dan tingginya tekanan eksploitasi terhadap sumber daya ikan. Potensi sumber daya ikan di WPP 718 bahkan tercatat sebagai yang tertinggi di Indonesia, namun tingkat pemanfaatan beberapa komoditas telah melampaui batas lestari.
Kondisi oseanografi di kedua wilayah turut memengaruhi dinamika perikanan. Fenomena upwelling di Laut Banda dan arus pusaran di Laut Arafura menciptakan lingkungan yang subur bagi pertumbuhan fitoplankton dan ikan pelagis. Namun, ancaman seperti pencemaran, penangkapan ilegal, dan degradasi ekosistem terus membayangi keberlanjutan sumber daya.
Tradisi lokal seperti sasi di berbagai kabupaten di Maluku menunjukkan bahwa masyarakat memiliki sistem pengelolaan sumber daya yang telah berlangsung turun-temurun dan terbukti efektif. Integrasi kearifan lokal dalam kebijakan nasional menjadi kunci untuk menciptakan pengelolaan yang inklusif dan berkelanjutan.
Dokumen ini merekomendasikan lima strategi utama: perluasan kawasan konservasi, implementasi penangkapan ikan terukur, penguatan sistem informasi, pemberdayaan masyarakat, dan pengendalian ancaman. Dengan pendekatan yang adaptif dan kolaboratif, WPP 714 dan 718 dapat menjadi model pengelolaan perikanan berkelanjutan yang mendukung ketahanan pangan, ekonomi lokal, dan konservasi ekosistem laut Indonesia.










