Ekosistem laut Indonesia tidak hanya mendukung mata pencaharian masyarakat, tetapi juga berperan krusial dalam mengatasi perubahan iklim. Namun, penelitian menunjukkan bahwa degradasi ekosistem akibat perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya laut yang tidak optimal, berkontribusi pada penurunan populasi ikan. Hal ini menimbulkan tantangan bagi ketahanan pangan nasional, terutama di Wilayah Pengelolaan Perikanan 572 (WPP 572), yang mencakup enam provinsi pantai barat Sumatra: Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, dan Banten.
Untuk menjawab tantangan ini, inisiatif Blue Halo S diluncurkan pada acara Ocean 20 dalam KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20 di Bali pada November 2022. Blue Halo S adalah pendekatan konservasi laut dan pengelolaan perikanan terpadu yang bertujuan menyelaraskan perlindungan sumber daya kelautan Indonesia, mendukung perekonomian kelautan, dan memitigasi dampak perubahan iklim.
Mekanisme Adaptasi Ekosistem Biru, atau Blue Ecosystem Adaptation
Mechanism (BEAM) akan diterapkan pada 2025 hingga 2031 di WPP 572. BEAM adalah inisiatif pendanaan hibah untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta melestarikan ekosistem laut. Melalui dua komponen, yakni menciptakan lingkungan yang mendukung transisi ekonomi biru, dan menyediakan hibah untuk organisasi masyarakat sipil, pemerintah, dan lembaga lokal melalui tiga jendela hibah yang saling melengkapi.
Gedung Graha Inti Fauzi Lt. 9
Jl. Buncit Raya No.22
Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
Indonesia, 12510