Konservasi Indonesia Perkenalkan Prilly Latuconsina sebagai Kawan Hiu Paus

Keterlibatan masyarakat dalam upaya konservasi hiu paus dapat menambah pengetahuan publik akan wisata yang bertanggung jawab, sekaligus meningkatkan potensi ekowisata.

JAKARTA, 30 AGUSTUS 2024 – International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah memasukkan hiu paus ke dalam daftar merah sebagai spesies terancam punah sejak tahun 2016. Diperkirakan secara global populasi spesies ini menurun lebih dari 50% dalam 75 tahun terakhir.

Konservasi Indonesia (KI), sebagai organisasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan, telah menjadikan hiu paus sebagai salah satu fokus spesies terancam yang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk dapat mencegahnya dari kepunahan. Selain hiu paus, KI juga fokus pada enam kelompok atau spesies vokal laut seperti Pari Manta, Hiu Paus, Cetacean, Hiu Berjalan, Hiu Belimbing, dan Hiu Martil.

Sebagai bentuk perayaan Hari Hiu Paus Dunia yang jatuh pada hari ini, KI meluaskan pelibatan komunitas dan masyarakat untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dengan mengajak aktris sekaligus pegiat lingkungan Prilly Latuconsina sebagai Kawan Hiu Paus.

Senior Vice President & Executive Chair Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany, mengatakan kepedulian dan keterlibatan masyarakat sangat penting untuk saling menjaga dan memelihara lingkungan, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Mulai dari populasi spesies, biota, hingga habitat. Dampak besar yang bisa didapatkan melalui upaya pelestarian lingkunganpun nantinya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Kami memilih Prilly sebagai Kawan Hiu Paus karena sosoknya yang peduli dan cinta kepada lingkungan. Dengan keterlibatan Prilly, kami berharap kesadaran publik untuk pelestarian spesies hiu paus ini dapat meluas, dan mendapat dukungan yang besar dari masyarakat,” ujar Meizani dalam konferensi pers di Jakarta hari ini.

Selain didapuk sebagai Kawan Hiu Paus, Meizani melanjutkan, KI juga memberikan sebuah penanda satelit (tagging) untuk Prilly, yang dalam waktu dekat akan dipasangkan langsung di salah satu individu hiu paus di Teluk Saleh. Selain itu, Prilly bersama KI juga akan menggelar beberapa kegiatan seperti edukasi tentang hiu paus, mempromosikan pariwisata berkelanjutan, dan beberapa aksi konservasi lainnya.

Lebih jelas, Meizani menyebut alasan KI menunjuk Prilly sebagai Kawan Hiu Paus karena adanya kesamaan karakter antara spesies karismatik ini dengan sosok aktris yang juga founder dari Generasi Peduli Bumi itu. “Karismatik, petualang, ramah, dan selalu menjadi pusat perhatian di setiap tempat yang disinggahi jadi ciri khas Prilly yang juga dimiliki hiu paus,” sebut Meizani.

Di tempat yang sama, figur publik yang juga tengah sibuk mengemban tugas sebagai Ketua Pelaksana Festival Film Indonesia ini mengaku senang dan bangga dipercaya untuk terlibat dalam upaya konservasi hiu paus. “Dipercaya oleh Konservasi Indonesia sebagai Kawan Hiu Paus tentunya jadi kebanggaan tersendiri untuk saya. Sebelumnya saya sudah pernah berkenalan dengan hiu paus di Gorontalo. Dengan menjadi Kawan Hiu Paus ini, saya berharap bisa mengenali dan memahami lebih banyak lagi tentang spesies karismatik ini bersama dengan para peneliti dari KI,” ujar Prilly.

Selain itu, Prilly juga berharap dapat memberi kontribusi yang besar untuk masyarakat pesisir khususnya yang tinggal di dekat habitat hiu paus. Dia menyebut, keberadaan hiu paus di Teluk Saleh, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dan juga Kaimana, Papua Barat, harus sama-sama dijaga karena dapat mendukung pariwisata dan berdampak pada pendapatan masyarakat di kedua kabupaten tersebut. 

“Saya tahu meskipun kita senang dengan alam, bukan berarti kita bisa begitu saja berinteraksi dengan semua makhluk. Seperti halnya dengan hiu paus ini. Secinta dan sekagum apapun kita dengan spesies unik ini, kita sebenarnya tidak bisa menyentuh sesuka hati karena akan membawa dampak negatif kepada mereka. Saya akan mendukung teman-teman dari KI untuk mengedukasi masyarakat yang ingin berkenalan dengan hiu paus, tentu dengan tujuan agar hiu paus di lautan kita jadi lebih terlindungi dan dapat hidup lebih lama,” tutur Prilly. 

Meizani menambahkan, KI sebelumnya telah melakukan edukasi dan penyadartahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya perlindungan hiu paus, terutama mengenai cara berinteraksi yang bertanggung jawab. “KI juga mendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam menyusun dan menetapkan dokumen serta regulasi untuk kegiatan wisata hiu paus. Kami ingin mempromosikan destinasi wisata hiu paus yang mematuhi standar konservasi dan dengan tidak menggangu habitat hiu paus itu sendiri,” jelas Meizani.

Focal Species Conservation Senior Manager Konservasi Indonesia, Iqbal Herwata menjelaskan upaya pelestarian hiu paus -yang telah dilakukan oleh Conservation International pada sembilan tahun lalu dan kemudian dilanjutkan oleh Konservasi Indonesia- salah satunya dilakukan dengan menggunakan teknologi telemetri satelit. Pemasangan penanda satelit yang dilengkapi GPS dan beberapa sensor ini bertujuan untuk melacak pergerakan hiu paus. Cara ini, kata Iqbal, digunakan untuk mengidentifikasi habitat penting mereka dan memantau pergerakan hewan laut yang dilindungi ini.

“Dari pemasangan penanda satelit yang telah kami lakukan, kami mendapati bahwa perjalanan hiu paus memang terbilang sangat panjang. Hiu paus dapat bermigrasi jarak jauh, hingga lebih dari 15.000 km, dan menyelam hingga kedalaman 2ribu meter atau lebih. Tapi ada juga yang bertahun-tahun mendiami satu tempat saja. Penggunaan tagging ini juga bermanfaat untuk memberikan informasi kepada operator kapal wisata agar dapat menyesuaikan rute dan tidak mengganggu koridor perjalanan hiu paus,” ungkap Iqbal.

Tentang Konservasi Indonesia - Konservasi Indonesia (KI) merupakan yayasan nasional yang bertujuan mendukung pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan di Indonesia. KI percaya pentingnya kemitraan multi pihak yang bersifat lintas sektor dan yurisdiksi untuk mendukung pelestarian lingkungan di Indonesia. Bermitra dengan Pemerintah dan para mitra, KI merancang dan menghadirkan solusi inovatif berbasis-alam, serta pendekatan strategi pengelolaan bentang alam dan bentang laut yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan dampak positif dalam jangka panjang bagi masyarakat dan alam Indonesia. Informasi lebih lanjut: www.konservasi-id.org

Narahubung Media: Event and Media Engagement Manager Konservasi Indonesia | Megiza | 0819-3223-3023

Previous
Previous

Kadin Siap Dukung Konservasi Indonesia Kembangkan Ekonomi Biru

Next
Next

SK Hutan Desa Diharapkan Jadi Tahapan Menuju Pengesahan Hutan Adat Papua