Dengan dukungan dari Green Climate Fund, Conservation International, dan Konservasi Indonesia, Pemerintah Indonesia (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Kementerian Kelautan dan Perikanan) meluncurkan 'Blue Halos S,' sebuah model pendekatan pengelolaan konservasi sumber daya alam kelautan dan perikanan. Inisiatif Blue Halo S mempromosikan pembiayaan berkelanjutan untuk berbagai konservasi laut dan tujuan pembangunan ekonomi laut berkelanjutan dari Pemerintah Indonesia, termasuk untuk melestarikan 30% perairan teritorial pada tahun 2045 termasuk perlindungan, pemulihan, dan rehabilitasi “karbon biru”.

Pendekatan pengelolaan konservasi alam dan perikanan lestari akan diujicobakan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572 yang terletak di bagian barat Sumatera. Kegiatan percontohan meliputi investasi dalam melindungi dan merehabilitasi ekosistem karbon biru, dukungan untuk perluasan dan pengelolaan kawasan perlindungan laut, pengelolaan perikanan berkelanjutan, dan membangun ekonomi biru yang inklusif. Semua hal tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan mitigasi, adaptasi, dan ketahanan iklim di Indonesia.

Dengan demikian perlu adanya komitmen dan dukungan berbagai stakeholder di tingkat nasional maupun sub nasional dalam rangka pelaksanaan Blue Halo S secara penuh sekaligus sebagai bagian penting dalam mendukung pencapaian pemerintah Indonesia dalam pembiayaan multilateral dan investasi ekonomi biru untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif, serta perlindungan dan pemulihan sumber daya alam maritim. Sehubungan dengan itu Konservasi Indonesia (KI) bekerja sama erat dengan Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Investasi (Kemenkomarves) dan Kementerian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan kegiatan lokakarya nasional untuk mengkomunikasikan rencana desain mekanisme konservasi alam dan perikanan lestari atau Program Blue Halo S digulirkan.