INISIATIF PROGRAM NASIONAL

OUR WORK


TERUMBU KARANG SEHAT INDONESIA (TeKSI)

Mendorong usaha ramah terumbu karang, Mendukung aliran pendapatan berkelanjutan

Program Terumbu Karang Sehat Indonesia (TeKSI) diinisiasi pada tahun 2022 untuk melindungi terumbu karang Indonesia yang luas, beragam, dan kokoh. Didanai oleh Global Fund for Coral Reefs (GFCR) dan dilaksanakan oleh Konservasi Indonesia (KI) dan CI Venture, program ini mempromosikan praktik bisnis yang berkelanjutan dan pendanaan konservasi yang inovatif. Misi program ini adalah menciptakan dunia dengan terumbu karang tumbuh subur dan bisnis yang mendukungnya pun turut dihargai.

WILAYAH KERJA

Pada tahap pertama program, TeKSI berfokus pada dua wilayah spesifik di Indonesia: Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) di Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua Barat Daya dan Kabupaten Sumba Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sebagai salah satu contoh pengelolaan bersama Kawasan Konservasi Perairan (KKP) berbasis komunitas yang sukses, BLKB terus menjadi model pengelolaan KKP "terbaik di kelasnya”, yang secara efektif memadukan pendekatan pengelolaan laut berbasis adat dan kekinian dengan berbagai inovasi pembiayaan konservasi.

Meski meraih berbagai kesuksesan dalam upaya konservasi, BLKB tetap dihadapkan pada berbagai ancaman – baik ancaman lama, baru, maupun yang akan muncul; yang diakibatkan oleh kombinasi faktor alam, sosial, politik dan ekonomi yang dinamis dan terus berkembang.

Kebutuhan akan investasi dalam strategi pembangunan ketahanan lingkungan dan sosial-ekonomi di BLKB menjadi semakin mendesak. Program intervensi ini bermaksud untuk lebih memberdayakan inisiatif-inisiatif terdahulu dan yang sedang berjalan saat ini, sekaligus mengisi kesenjangan dan keterbatasan dalam upaya pengelolaan dan penerapan model bisnis KKP yang efektif di BLKB.

Sementara itu, Pulau Sumba—khususnya Kabupaten Sumba Timur— belum menjadi sasaran investasi konservasi layaknya BLKB. Di Sumba Timur, program ini berupaya memanfaatkan dukungan pemerintah, industri lokal dan faktor pendukung lainnya untuk bersama-sama merancang, menguji coba, dan menerapkan model pembangunan ekonomi biru ramah terumbu karang yang mampu meningkatkan capaian konservasi terumbu karang dengan signifikan sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan berkelanjutan bagi masyarakat lokal serta dapat direplikasi di skala provinsi.

Program TeKSI berupaya mencapai tujuan dengan memberdayakan usaha yang ramah terumbu karang untuk berkembang, dan mendukung aliran pendapatan yang berkelanjutan bagi jaringan KKP di kedua wilayah. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi peluang investasi yang tepat dan mobilisasi investasi. Dengan menyasar wilayah tersebut, KI berharap dapat menciptakan model pembangunan berkelanjutan yang dapat direplikasi di wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa.

MENGAPA TeKSI

Baik di BLKB maupun di Sumba, ekosistem terumbu karang terpapar oleh gangguan dan ancaman lokal terkait eksploitasi sumber daya alam yang merusak dan pembangunan kawasan laut dan pesisir yang tidak direncanakan dan/atau dikelola dengan baik.

Kedua daerah tersebut juga memiliki tingkat kemiskinan dan kerentanan pangan yang cukup tinggi dan menyebar, serta peluang mata pencaharian berkelanjutan yang terbatas. Hal ini sering memicu masyarakat lokal untuk melakukan praktik yang berpotensi merusak terumbu karang.

Di BLKB, praktik tersebut telah berkurang secara signifikan setelah jaringan KKP didirikan, dan dilakukan pengawasan secara terus menerus. Namun, tanpa adanya pembiayaan KKP yang berkelanjutan, ancaman dapat muncul kembali. Meskipun terdapat kerja sama yang kuat antara mitra dan donatur aktif di BLKB, masih ada kesenjangan pendanaan yang signifikan, terutama bagi KKP di luar Raja Ampat, sehingga perlu adanya sumber pendanaan yang berbeda. Berangkat dari investasi dasar yang telah dilakukan di BLKB, TeKSI berupaya mereplikasi model pembiayaan yang sudah ada dan mencari sumber aliran pendapatan baru. Sektor pariwisata menawarkan peluang ekonomi berkelanjutan yang baik di BLKB walaupun tetap ada resiko pada kondisi terumbu karang.

Di Sumba, gabungan antara praktik penangkapan ikan yang merusak area terumbu karang oleh nelayan (bukan penduduk lokal), meningkatnya ketergantungan masyarakat setempat terhadap sumber daya terumbu karang untuk penghidupan, pendapatan sebagai akibat dari peristiwa kekeringan yang semakin parah, dan ambisi pemerintah untuk melakukan ekspansi budi daya rumput laut secara cepat di daerah dekat pantai merupakan tantangan tersendiri bagi terumbu karang. Untuk itu perlu adanya upaya untuk memberikan insentif bagi pemanfaatan laut yang ramah terumbu karang.

Tentang Bentang Laut Kepala Burung

BLKB mewakili 75% spesies karang dunia dengan lebih dari 600 jenis karang keras dan 1.850 jenis ikan karang, serta termasuk salah satu daerah dengan tingkat endemisme tertinggi di dunia.

Tentang Kabupaten Sumba Timur

Keanekaragaman dan sebaran terumbu karang di kabupaten, berada di area dengan  kondisi perairan yang ideal, menjadi sangat penting untuk TeKSI. Program ini berupaya mengidentifikasi spesies terumbu karang yang secara fisiologis dan genetik lebih adaptif terhadap tekanan perubahan iklim. Wilayah ini telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai salah satu dari dua pusat komersialisasi rumput laut nasional (Desa Rumput Laut) dan menjadi prioritas untuk pengembangan budi daya rumput laut.

PENDEKATAN IMPLEMENTASI TeKSI

TeKSI bertujuan untuk mendukung usaha dan investasi yang ramah lingkungan di Indonesia. Program ini fokus pada investasi yang bersifat mendorong pendanaan lunak dan investasi komersial. Investasi diprioritaskan pada penelitian ilmiah dan komersial untuk menjadi panduan pendekatan berbasis sains, menghindari risiko ekologi, sosial, dan komersial, serta mendorong ketahanan sektor ini.

Pendanaan lunak bertujuan untuk menginkubasi perusahaan ramah terumbu karang, dan menurunkan risiko kegagalan pada tahap awal usaha melalui pinjaman lunak dan permodalan campuran. Investasi komersial akan melibatkan pendanaan bersama di tingkat transaksi dan tahap lanjutan bagi usaha.

TeKSI bertujuan untuk memperluas aliran pendanaan berkelanjutan untuk jaringan KKP di BLKB. Hal ini bertujuan untuk memastikan perlindungan yang efektif terhadap ekosistem terumbu karang, dan mencegah praktik penangkapan ikan yang merusak. Selain itu, program ini juga berupaya mengelola industri pariwisata bahari untuk memitigasi ancaman bagi terumbu karang, sekaligus memberi manfaat bagi masyarakat Papua.

Di Kabupaten Sumba Timur, program ini berupaya membangun model percontohan yang menguntungkan, adil, dan positif terumbu karang bagi industri budi daya rumput laut yang sedang berkembang pesat. Model ini diharapkan dapat diterapkan di seluruh Indonesia sejalan dengan aspirasi Pemerintah Nasional.

Program TeKSI menekankan pada inkubasi investasi usaha terumbu karang yang terukur dan positif di kedua wilayah.

JADWAL INDIKATIF PROGRAM

Program ini diharapkan dapat dilaksanakan secara bertahap selama beberapa tahun.


PARA PEMANGKU KEPENTINGAN

Pemimpin Pelaksana

Konservasi Indonesia (KI) adalah pelaksana utama program dan pengarah strategis TeKSI. Untuk mencapai tujuan tersebut, KI memahami perlunya kolaborasi dengan mitra dan pemangku kepentingan lainnya seperti pemerintah pusat dan daerah, lembaga penelitian, institusi swasta dan investor, serta yang terpenting adalah masyarakat.

Mitra Pelaksana Penelitian

Universitas Papua adalah mitra kami dalam pengawasan dan evaluasi di BLKB serta dalam merumuskan kerangka peraturan untuk pengelolaan KKP

Universitas Kristen Artha Wacana adalah mitra kami dalam penilaian ekologi rumput laut dan terumbu karang di Sumba Timur

Universitas Nusa Cendana adalah mitra kami dalam penilaian sosial ekonomi rumput laut dan terumbu karang di Sumba Timur

Universitas Mataram, dengan bimbingan teknis dari Cargill, Inc. adalah mitra kami dalam penelitian terkait penyakit pada rumput laut dan ketahanan terhadap iklim

Indonesia Ecotourism Network (Indecon) adalah mitra kami dalam perencanaan tata ruang pariwisata di Raja Ampat dan merumuskan rancangan peraturan tentang pengembangan pariwisata

Mitra Keuangan & Investasi

Conservation International Ventures LLC (CIV) adalah mitra kami dalam inkubasi aliran investasi dan pendanaan lunak.

Mitra Komunitas

Blue Abadi Fund, yang dikelola oleh Yayasan Kehati, adalah mitra kami dalam memperkuat kepemilikan dan pengelolaan konservasi laut oleh masyarakat adat di BLKB.

EON Engineering adalah mitra kami dalam perancangan akhir sistem Mooring Raja Ampat (RAMS)

Badan Pengelolaan KKL

  • Badan Pengelola KKP Nasional

  • Badan Pengelola Kawasan Konservasi Laut Nasional di Kupang, NTT

  • Badan Pengelola Kawasan Konservasi Laut Raja Ampat

  • Badan Pengelola KKP Bomberai

  • Dewan Konservasi Perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Dewan Konservasi Perairan Provinsi NTT)

  • Badan Pengelola Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Mitra Pemerintah

  • Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

  • Kementerian Kelautan dan Perikanan

  • Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat Dinas Pariwisata

  • Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur


Gallery

Previous
Previous

Program Konservasi Spesies Fokal